Powered By Blogger

Sabtu, 27 November 2010

PROFESI KEGURUAN PAK


Dalam bahasa latin kata ‘Profesi’ yaitu profesu s- artinya mengakui iman atau orang yang melakukan peengakuan iman secara terbuka di hadapan publik. Istilah ini pada mulanya dipakai dalam konteks kekristenan mula-mula sampai abad ke 4 Masehi. Dengan demikian pejabat gerejawi dipandang sebagai profesi yang mula-mula. Profesi adalah pekerjaan tertentu yang menjadi panggilan hidup seseorang dan sekaligus kemandirian serta kemitraan melaksanakan panggilan; nilai terminal atau tujuan dan hidup yang bermakna. Seseorang melaksanakan profesinya dengan baik-benar-konsisten-kontinyu, disebut professional.
Seorang profesional mempunyai ciri-ciri keahlian yang diperoleh dari pendidikan terstruktur dan baku; serta keahlian tersebut menjadi sumber nafkah utama pengemban profesi: yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dalam masyarakat; yang dipilih sebagai panggilan hidup. Adanya sejumlah nilai yang disepakati bersama oleh pengemban profesi sebagai kode etik. Pada umunya keterikatan profesi seseorang dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain: input yang diterima dari lembaga yang mendidiknya; ketaatan-kesetiaan pada kode etik kelompok profesinya; kemampuan dan adaptasi-serta tidak terpengaruh lingkungan; komitmen pada panggilan profesi yang dipilihnya. Demikian juga guru PAK, ia juga mempunyai keterikatan tertentu dan khas sebagai kode etik dalam profesinya. Hal-hal tersebut adalah :

1.         Input yang diterima dari lembaga yang mendidiknya
Input ini berupa kelengkapan pengetahuan teologis, keguruan, dan trampil mengajar, serta mempunyai spiritualitas atau kerohanian yang baik dan berasal atau bersumber dari Tuhan Allah. Dan juga terus menerus belajar untuk meningkatkan diri, termasuk kemampuan memahami Firman Tuhan melalui perbuatan dan perkataan. Terus menerus meningkatkan kerohaniannya di bawah bimbingan Tuhan Allah. Dengan demikian, ia mampu mengelola proses belajar-mengajar serta memberikan layanan yang terbaik untuk orang lain atau kepada peserta didik.

2.         Ketaatan-kesetiaan pada kode etik kelompok profesinya
Hampir semua profesi mempunyai kode etik yang tertulis, terstruktur dan harus ditaati oleh mereka yang terikat di dalamnya, misalnya kode etik kedokteran, kode etik pengacara, dan lain-lain. Namun, secara khusus pada profesi guru PAK, hal tersebut tidak atau belum ada. Walaupun demikian, bukan berarti guru PAK mengajar atau bekerja tanpa kode etik. Ada kode etik yang tidak tertulis di atas kertas tetapi di hatinya, yaitu hati yang melayani Tuhan Allah, nyata melalui panggilan pelayanan kepada semua orang, terutama murid-muridnya.

3.         Kemampuan adaptasi serta tidak terpengaruh lingkungan
Guru PAK mempunyai kepekaan terhadap lingkungan di mana ia berada. Mampu beradaptasi dengan lingkungan sosio-kultural di tempat ia mengajar atau bertugas. Tetapi bukan berarti karena adaptasi salah kaprah, ia menjadi terjerumus dalam lingkungan sosial dan masyarakat yang kacau. Ia harus menjadi garam dan terang bagi semua yang ada di sekitarnya. Kemampuan adaptasi menjadikan guru PAK mampu memberikan jawaban teologis terhadap persoalan serta pertanyaan-pertanyaan kontemporer yang datang pada muridnya; serta memberikan jawaban etis Kristiani serta landasan teologis terhadap peran-peran muridnya atau orang percaya pada umumnya. Melalui adaptasi yang baik, guru PAK juga mampu menemukan inovasi baru dalam proses belajar-mengajar PAK

4.         Komitmen pada panggilan profesi yang dipilihnya
Mungkin saja guru PAK akan mendapat pandangan dari orang lain karena konsepnya tentang kesuksesan, bahwa profesinya tidak menjanjikan atau menghasilkan materi yang banyak. Namun, jika seseorang dengan alasan-alasan tertentu sudah memilih berprofesi sebagai guru PAK, maka ia harus memiliki komitmen tinggi terhadap pilihan yang sudah diambil dan dijalaninya.
Komitmen guru PAK bukan saja urusan pekerjaan atau nafkah, tetapi karena ia harus mengerjakan panggilan pelayanan yang datang dari TUHAN Allah kepadanya. Dengan demikan, upahnya bukan hanya dari bumi tetapi juga di surga, karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia, I Korintus 15:58.


Guru PAK Sebagai Salah Satu Pembentuk Manusia Baru

1.    Terbentuknya Manusia Lama
Tuhan Allah menciptakan segala sesuatu dengan baik, Kej 1:1-2:7, kemudian Ia menciptakan manusia pertama di bumi. Bumi terbentuk, diisi “Manusia Baru/Pertama” yang baru saja Ia ciptakan. Di Taman Eden, Tuhan Allah menyediakan semua kebutuhan hidup Adam dan Hawa sehingga mereka dapat hidup dengan nyaman. Akan tetapi, semuanya itu, menjadi rusak dan hilang. Hal itu terjadi bukan semata-mata akibat godaan iblis, tetapi juga karena keinginan manusia untuk menjadi sama seperti Tuhan Allah. Keinginan yang membawa maut tersebut, membawa malapetaka bagi manusia dan hasil ciptaan lainnya. Setelah kejatuhan dalam dosa, manu­sia menyadari keadaannya yang tidak aman, ketakutan dan rasa sakit atau mengalami penderitaan serta penyakit, Kej 3:16-17. Akibat dosa Adam dan Hawa, mereka dan seluruh ciptaan mengalami penghukuman dari Tuhan Allah. Akibat lain dari dosa Adam dan Hawa adalah semua manusia berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah serta hubungan dengan Tuhan Allah, mereka menjadi tidak dapat tidak berdosa, mereka harus mengalami maut dan penghukuman. Oleh karena kelakukan dan pelanggarannya, mereka berubah menjadi “manusia lama”

2.    Terbentuknya Manusia Baru
 Tuhan Allah tetap mengasihi manusia yang berdosa. Ia memilih bagi Diri-Nya umat yang harus menyampaikan rencana keselamatan untuk manusia. Namun umat pilihan-Nya gagal. Karena kegagalan itu, Ia hadir dalam budaya serta hidup dan kehidupan manusia untuk menebus mereka dari dosa dan maut. Kehadiran-Nya yang sesaat dan kemudian kembali ke Surga- menjadikan serta membawa perubahan bagi banyak orang. Dari Surga Ia mencurahkan Roh Kudus untuk bagi penerus-penerus misi-Nya di dunia. Semuanya itu dengan tujuan menjadikan manusia lama menjadi manusia baru.
Manusia lama telah lama mati, dengan sendirinya manusia wajib untuk mematikan segala sesuatu dalam dirinya yang masih berhubungan dengan kehidupan yang lama yang mendatangkan murka Allah. Tuhan Allah melalui karya Roh Kudus dalam setiap pribadi yang menyerahkan diri dan percaya kepada-Nya, menjadikan manusia lama berubah menjadi baru. Perubahan menyangkut seluruh eksistensi dari manusiawi, tubuh-jiwa-roh yang diperbaharui oleh Tuhan Allah. Manusia baru yang dipilih oleh Tuhan Allah, dan dikuduskan dan dikasihiNya, “ hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah”, Kol 3:3, mewajibkan orang Kristen untuk “menggenakan manusia baru yang telah disiapkan oleh Tuhan Allah untuk dipakai oleh manusia yang telah ditebusNya”, Kol 3:10, yang terus menerus diperbaharui oleh oleh Tuhan Allah dalam Yesus Kristus.
Bangsa dan rakyat Indonesia merupakan bagian masyarakat dunia mengalami perubahan dan perkembangan dalam hampir semua aspek hidup dan kehidupan. Perubahan dan perkembangan itu, bukan semata-mata karena akibat dari pengaruh globalisasi yang universal, tetapi juga melalui pendidikan. Akan tetapi, tidak bisa dibantah, di sana-sini, masiha ada kemelut yang bekepanjangan dan sehingga tidak tercapai dalam bidang ekmonomi, hukum, sosial, politik, hak azasi manusia, hubungan antar umat beragama, dan lain-lain.

3.    Peran Guru PAK
 Dalam kondisi seperti itu, warga gereja, khususnya guru PAK setuju bahwa bangsa ini harus ditata ulang dalam banyak hal. Guru PAK menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan bangsa Indonesia, terpanggil untuk ikut mengambil bagian dalam penataan bangsa agar lebih baik dalam semua aspek hidup dan kehidupan. Oleh sebab itu, guru PAK terpanggil untuk menyampaikan suara Tuhan Allah kepada bangsa Indonesia, melalui kesaksian hidup yang benar, menjadi garam dan terang. Keterpanggilan tersebut, merupakan suatu bentuk kepedulian terhadap pertumbuhan dan perkembangan sumber daya insani / manusia Indonesia. Karena itu, guru PAK membuat terobosan dalam banyak hal sehingga menghasilkan warga gereja berubah menjadi “Manusia Baru”. Manusia Baru yang mampu mengambail bagian serta ikut berperan aktif dalam memecahkan berbagai pergumulan, permasalahan pendidikan, sosial, budaya, hukum, politik dan keamanan bangsa Indonesia. Dan untuk mendapat warga gereja yang demikian, guru PAK wajib dan harus mempersiapkan-membina-membimbing murid-muridnya dengan berbagai program serta kegiatan belajar-mengajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar