Powered By Blogger

Sabtu, 11 September 2010

Tipe Kepribadian Tanda Bintang

Tipe Kepribadian Tanda Bintang (*********)
Renungkanlah sikap intuitif dan sikap penuh perasaan Anda sendiri.

Seberapa intuitifkah Anda ?
Orang-orang yang bertipe tanda bintang menjadi terbaik ketika mereka melibatkan semua perasaan mereka. Mereka memiliki suatu kesadaran dan apresiasi nyang tersaring dalam hal-hal intuisi. Mereka bisa melihat bermacam hal dari sudut pandang emosi. Orang-orang yang bertipe tanda bintang memiliki suatu kemampuan yang kuat untuk merasa. Karenanya mereka begitu sensitif.
Orang-orang yang bertipe tanda bintang suka menaruh keinginan yang besar di balik bermacam hal. Mereka sungguh menikmati ketika orang-orang mendorong mereka agar menjadi penuh gairah. Tergerak dari dalam hatinya sangatlah penting bagi orang-orang semacam itu. Mereka yakin bahwa orang-orang besar melakukan segala hal dengan perasaan. Mereka yakin bahwa Anda harus membangkitkan emosi.
Orang-orang yang bertipe tanda bintang itu penuh gelembung-gelembung dan suka berkawan. Mereka perlu responsif secara emosional. Mereka suka merasakan apa yang sedang terjadi. Orang yang bertipe tanda bintang secara otomatis merasakan emosi saat bersama dengan seseorang atau suatu kelompok. Mereka suka menghubungkan apa yang sedang terjadi. Mereka hampir selalu merasakan sepertinya mereka itu harus cerdik secara emosional. Oleh karena itu, orang-orang yang bertipe tanda bintang bisa benar-benar memahami perasaan-perasaan orang lain.
Orang-orang yang bertipe tanda bintang adalah tukang mimpi dan visioner. Mereka bisa membangkitkan minat dan tertawan hatinya pada segala hal. Mereka bisa membangkitkan minat atau keingintahuan orang lain dengan apa yang mereka katakan. Mereka memiliki kharisma. Orang yang bertipe tanda bintang bisa memotivasi orang-orang lain. Mereka akan mencoba membangkitkan emosi orang-orang lain atau mendorong mereka mengungkapkan perasaan- perasaan mereka. Ketika berinteraksi dengan orang lain, orang yang bertipe tanda bintang akan bersikap spontan, meneguhkan apa yang dikatakan atau dilakukan oleh orang lain. Begitu mudahnya bagi mereka untuk memajukan pemecahan-pemecahan yang hebat terhadap masalah-masalah atau dilema-dilema orang lain.

Seberapa penuhkah perasaan Anda ?
Orang-orang yang bertipe kepribadian tanda bintang suka dramatis. Mereka bisa dengan tiba-tiba meledak emosinya. Mereka bisa menjadi terlalu emosional. Orang yang bertipe tanda bintang bisa mudah menerima kesan dan emosi dengan cepat. Mereka bisa dengan mudah dihasut pikiran dan jiwa mereka. Perilaku emosional mereka sering kali bisa begitu intens dan mendesak atau memaksa. Perasaan-perasaan mereka bisa terlibat dalam berbagai hal. Orang-orang bertipe tanda bintang bisa bereaksi berlebihan. Mereka secara otomatis secara emosional begitu lekat atau berlawanan dengan berbagai hal.
Orang yang bertipe tanda bintang kebanyakan memperhatikan tidak adanya emosi pada diri orang-orang lain. Mereka tidak memahami mengapa beberapa orang tidak bisa memperlihatkan emosi atau kharisma yang besar. Orang-orang bertipe tanda bintang tidak suka ketika orang-orang tidak menunjukkan emosi. Bagi mereka begitu nampak aneh kalau beberapa orang menolak untuk membiarkan perasaan-perasaan mereka berdampak pada keputusan-keputusan atau perilaku mereka.
Orang yang bertipe tanda bintang bisa terbujuk oleh sesuatu berdasarkan intuisis, emosi, atau dasar-dasar pemikiran yang tak tentu. Mereka suka mengungkapkan firasat mereka dan spekulasi mereka. Orang yang bertipe tanda binatang akan merasa salah tingkah bila mereka harus tidak menghubungkan perasaan-perasaan mereka dari sesuatu. Jika mereka tak pernah bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan, mereka akan menjadi gila. Orang yang bertipe tanda bintang akan merasa seperti seorang tawanan bila mereka harus begitu biasa saja sehingga mereka tak bisa menjadi spontan secara kreatif. Pada saat-saat tertentu, orang-orang bertipe tanda bintang bisa salah/keliru secara membabi buta. Mereka menjadi terburuk bilamana mereka secara terlalu emosional terbungkus di dalam sesuatu yang mungkin seharusnya tidak demikian.
Ketika mereka membaca sesuatu atau ketika berinteraksi dengan orang lain, orang yang bertipe tanda bintang cenderung menjadi frustrasi atau naik darah oleh tidak adanya sikap ekspresif orang-orang lain atau cara yang dingin dan mandul bagaimana hal-hal itu dikemukakan. Ketika seseorang begitu lekat dengan suatu fakta tanpa membaca secara teliti baris per baris, hal itu membuat orang bertipe ini menjadi frustrasi.

Tipe Kepribadian Tanda Titik

Tipe Kepribadian Tanda Titik (..........................)
Renungkanlah kesempurnaan dan sikap kritis Anda sendiri

Seberapa sempurnakah Anda ?
Karena orang-orang yang bertipe tanda titik cenderung hanya berurusan dengan kenyataan-kenyataan dan bukannya dengan perasaan-perasaan, mereka itu bisa jadi tidak emosional, tetapi mereka itu nampaknya stabil saja.

Seberapa kritiskah Anda ?
Orang-orang yang bertipe kepribadian tanda titik sangatlah disiplin dan teratur, tetapi adakalanya mereka bisa menjadi kaku dan kasar. Mereka menyombongkan diri melakukan pekerjaan yang bermutu, tetapi adakalanya mereka bisa menonjolkan usaha mereka dan membutuhkan waktu yang lebih banyak mengerjakan berbagai hal, bahkan ketika sebenarnya tidak perlu demikian. Karena orang yang bertipe tanda titik bisa menyimpan, mengumpulkan, dan mengatur banyak hal, mereka bisa cenderung melekat pada berbagai hal tersebut secara berlebihan.
Orang-orang yang bertipe tanda titik merasa frustrasi bilamana seseorang menghendaki mereka untuk berhemat. Mereka akan merasa salah tingkah bila mereka tak bisa mengerjakan segala sesuatu sebagaimana seharusnya dengan tepat. Orang bertipe tanda titik menjadi paling buruk ketika mereka gagal menyelesaikan suatu pekerjaan. Mereka merasa seperti seorang pesakitan ketika mereka harus cepat-cepat sehingga mereka tak bisa benar-benar selesai secara sempurna. Jika mereka tak pernah bisa selesai sempurna dan sangat cermat, orang yang bertipe tanda titik ini akan menjadi gila.
Orang-orang yang bertipe tanda titik banyak memperhatikan kekurangan-kekurangan orang lain. Mereka ini tidak memahami mengapa begitu banyak orang tak bisa tepat atau sempurna, dan tak bisa pula mengerjakan sesuatu dengan benar. Orang-orang yang betipe tanda titik bisa dengan mudah merasakan tidak senang dengan segala sesuatu yang tidak sempurna atau tidak benar-benar sesuai dengan standar-standar yang tinggi. Mereka tampaknya berjuang dengan orang-orang lain dalam masalah-masalah yang remeh. Orang-orang yang bertipe tanda titik bisa dengan mudahnya befokus pada pepohonan dan bukannya pada seluruh utan. Ketika mereka membaca sesuatu atau berinteraksi dengan orang lain, mereka cenderung mudah menjadi frustrasi karena semua kesalahan yang dibuat oleh orang lain dalam pembicaraan mereka atau dalam tulisan mereka.
Karena orang-orang yang bertipe tanda titik menginginkan segalanya sempurna, mereka kadang-kadang bisa menguasai atau mendominasi orang lain. Orang yang bertipe tanda titik bisa dengan ceapt mengkritik orang-orang lain atau mudah menilai mereka.

Tipe Kepribadian Tanda Hubung

Tipe Kepribadian Tanda Hubung (----------)
Pertimbangkanlah perhatian dan kesalahgunaan Anda sendiri.

Seberapa pedulikah Anda ?
Orang-orang yang bertipe kepribadian tanda hubung sangatlah memikirkan orang lain. Sepanjang waktu, mereka berusaha keras untuk tidak menyakiti perasan-perasaan orang lain. Mereka suka menjadi sahabat yang suka menghibur orang lain. Orang-orang yang bertipe tanda hubung itu bermurah hati dan suka memaafkan. Mereka suka mendahulukan orang-orang lain, dan mereka mengorbankan kepentingan-kepentingan pribadi mereka sendiri atau kesejahteraannya demi kepentingan atau kesejahteraan orang-orang lain. Orang yang bertipe tanda hubung suka menunjukkan rasa tertarik atau kepedulian terhadap kesukaan orang lain. Maka, orang-orang sungguh menghargai betapa besarnya pertolongan orang-orang seperti itu bagi mereka dan bagi kebutuhan-kebutuhan mereka. Mereka merupakan pertolongan yang besar sekali. Jika orang-orang bertipe tanda hubung ini tak bisa memperhatikan dn menolong orang-orang lain, hal ini malahan akan membuatnya gila. Orang-orang yang demikian ini selalu merasa bahwa mereka itu perlu bijaksana dan mencintai orang-orang lain. Mereka memiliki hati yang sangat simpatik. Karena orang-orang bertipe tanda hubung selalu memperhatikan perasaan-perasaan orang lain, mereka akan mencoba membuat orang lain juga memikirkan perasaan-perasaan orang lain lagi. Orang-orang yang bertipe tanda hubung memang sangat menimbulkan rasa sayang. Orang-orang nampaknya paling mencintai orang-orang yang bertipe tanda hubung ini.
Orang-orang yang bertipe tanda hubung percaya bahwa orang-orang besar memiliki hubungan yang penuh damai. Mereka merasa bahwa kedamaian itu lebih baik daripada perselisihan apa pun. Orang bertipe tanda hubung tidak akan menggoncang atau mengombang-ambingkan perahu. Selagi mereka berinteraksi dengan orang-orang lain, mereka tidak akan menyakiti perasaan-perasaan mereka. Sepanjang waktu, orang-orang bertipe tanda hubung akan berusaha menyelaraskan relasi mereka dengan orang lain. Mereka tidak akan menghilangkan relasi. Orang yang bertipe tanda hubung yakin bahwa orang-orang seharusnya jangan mengatakan sesuatu apa pun jika mereka tak bisa mengatakannya dengan cara yang halus. Bagi mereka nampaknya ganjil bilamana orang-orang lain mengatakan atau melakukan sesuatu tanpa mempedulikan akibatnya. Mereka yakin bahwa orang harus memikirkan orang lain.
Orang-orang yang bertipe tanda hubung tidaklah kritis terhadap orang lain. Mereka suka berjalan mengalir, berproses atau apa pun yang diputuskannya. Mereka mendukung orang-orang lain. Mereka ramah dan tak suka bertengkar.
Karena orang-orang bertipe tanda hubung suka menolong orang lain, mereka hampir selalu memperhatikan kebutuhan-kebutuhan orang lain. Orang yang bertipe tanda hubung secara otomatis dan dengan segera memberi bantuan dengan penuh perhatian kepada orang-orang yang membutuhkan di sekitar mereka. Orang-orang telah memperhatikan bahwa mereka bisa mengharapkan orang-orang bertipe tanda hubung ketika mereka butuh pertolongan. Orang-orang bertipe tanda hubung selalu siap menjawab ”ya” kepada siapapun yang membutuhkan pertolongan. Oleh karena itu, orang-orang lain telah memperhatikan bahwa orang-orang bertanda hubung ini nampaknya suka menolong semua orang.

Seberapa salah gunakah Anda ?
Orang-orang yang bertipe tanda hubung sangat tertarik pada apa yang diyakini atau apa yang harus dikatakan oleh orang lain, akan tetapi mereka itu mengalami kesulitan untuk mengatakan kepada orang lain apa yang sebenarnya ia yakini atau yang mereka rasakan. Orang-orang yang bertipe tanda hubung dapat dengan mudah menyembunyikan keyakinan-keyakinan atau perasaan-perasaan mereka.
Orang-orang yang bertipe tanda hubung meras salah tingkah bilamana mereka memikirkan tentang menentang seseorang atau kalau-kalau melukai perasaan mereka. Ketika seseorang menghendaki mereka untuk berkonfrontasi dengan orang lain, orang yang bertipe tanda hubung merasa seperti menghadapi suatu dilema. Melawan orang lain akan membuat orang bertipe ini merasa frustrasi. Mereka itu paling jelek dalam melawan orang-orang lain. Orang bertipe tanda hubung merasa seperti seorang pesakitan bilamana mereka harus begitu terus terang sehingga mereka tak bisa berpikir.
Karena orang-orang yang bertipe tanda hubung itu tidak suka konfrontasi, bisa-bisa sikap itu menjadikan mereka meninggalkan semua hal tanpa terpecahkan dalam jangka waktu lama. Mereka nampak terlalu enak untuk tidak menyetujui atau menentang sesuatu.
Begitu mudahnya bagi orang-orang yang bertipe tanda hubung untuk mendukung orang lain dan damai dengan mereka, bahkan pada saat-saat di mana mereka itu seharusnya tidak begitu. Orang-orang bertipe tanda hubung bisa bertindak menuju ke pencapaian konsensus dalam kelompok, tetapi mereka bisa menolak untuk berpihak bahkan bilamana seharusnya mereka itu berpihak. Dalam konflik apa pun, konflik mereka sendiri, atau ketika dua orang lain sedang berkonflik, orang yang bertipe tanda hubung cenderung tidak berpihak karena mereka itu tak ingin mengecewakan siapapun. Maka mereka suka berkompromi dan cenderung mencari kompromi daripda mencari yang ideal.
Salah satu alasan utama bahwa orang yang bertipe tanda hubung itu tergelincir adalah karena mereka bisa lebih memikirkan kebutuhan-kebutuhan atau perasaan-perasaan orang lain ketimbang kebutuhan-kebutuhan atau perasaan-perasaan mereka sendiri. Mereka cenderung menjadi seorang yang yes man atau yes woman. Mereka bisa jadi orang yang suka menyenangkan orang lain.

Tipe Kepribadian Tanda Tanya

Tipe Kepribadian Tanda Tanya (?????????????)
Renungkanlah ketenangan dan keragu-raguan Anda sendiri

Seberapa tenangkah Anda ?
Orang yang bertipe tanda tanya akan menyerap, melihat, dan mengamati. Mereka suka membaca dan menganalisis. Maka mereka nampak aneh ketika orang lain tidak menghabiskan banyak waktunya untuk membaca-baca.
Orang yang bertipe tanda tanya suka merenung-renung dan menimbang-nimbang segala hal dalam pikirannya. Mereka begitu menikmatinya ketika orang-orang mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka yang merangsang pemikiran mereka. Mereka suka ditanya tentang apa yang mereka pikirkan tentang sesuatu. Mereka suka didorong untuk dengan seksama mempertimbangkan segala hal dan memikirkan segala hal. Orang-orang yang bertipe tanda tanya akan menghargai penyelidikan. Mereka itu unggul dalam menganalisis. Mereka itu reflektif. Ketika orang bertipe tanda tanya diberi suatu tugas, maka mereka dalam proses menganalisis dan mempertimbangkannya. Mereka menimbang-nimbang segala hal dalam pikirannya dengan kesungguhan dan perhatian. Mereka suka mempertanyakan semua hal. Mereka yakin bahwa pemikiran yang lama akan lebih baik daripada tindakan yang cepat. Bersabar/ambil waktu untuk berpikir tentang segala hal akan lebih penting bagi mereka ketimbang hal-hal lainnya.
Orang yang bertipe kepribadian tanda tanya percaya bahwa Anda harus berpikir. Mereka percaya bahwa orang-orang besar adalah para pemikir. Orang-orang yang bertipe tanda tanya nampak paling buruk ketika mereka tidak punya waktu untuk berpikir. Jika mereka tak punya waktu untuk memikirkan segala hal, hal seperti itu akan membuatnya gila. Mereka merasa seperti seorang pesakitan ketika mereka harus begitu tegas sehingga mereka itu tidak bisa bersifat ingin tahu. Mereka tidak menyukai ketika orang-orang membiarkan segala hal berlalu dengan cepat tanyak banyak pertimbangan lebih dahulu.
Orang-orang bertipe tanda tanya secara otomatis akan memikirkan apa yang dikatakan oleh orang-orang lain. Ketika mereka berinteraksi dengan orang-orang lain, mereka akan mempertanyakan tindakan-tindakan mereka untuk memperoleh keyakinan. Mereka akan mencoba untuk membuat orang-orang lain berpikir. Orang-orang yang bertipe tanda tanya tidaklah impulsif. Mereka itu tidak begitu ekspresif secara emosional, tetapi mereka itu stabil. Mereka itu penuh pemikiran dan tenang berhati-hati sebelum mereka bertindak. Orang-orang bertipe tanda tanya cukup berhati-hati untuk tidak berbicara secara gegabah. Mereka sabar. Orang-orang yang bertipe tanda tanya hampir selalu merasa sepertinya mereka itu perlu bersabar dan menunggu. Mereka tidak memahami mengapa beberapa orang tak bisa bersabar. Mereka tidak mengerti mengapa beberapa orang tak pernah cari waktu untuk mencium mawar-mawar indah.

Seberapa tidak tegasnyakah Anda ?
Orang-orang yang bertipe kepribadian tanda tanya bisa ragu-ragu, tidak meyakinkan, tidak tegas.mereka membutuhkan bantuan untuk membuat keputusan-keputusan atau mereka perlu dibujuk untuk menyelesaikan sesuatu. Mereka dengan mudah menjadi seorang penonton sepanjang waktu walaupun ketika itu mereka perlu menjadi pelakon yang harus berakting.
Pada saat-saat tertentu orang-orang bertipe tanda tanya bisa bersabar mempertimbangkan hal-hal yang tidak memerlukan pertimbangan. Mereka bisa dengan sabar mendengarkan begitu lama, tetapi nampaknya mereka bisa tetap tak yakin atau tak terbujuk. Mereka bisa menghabiskan banyak waktu untuk menimbang-nimbang tanpa hasil yang nyata untuk memperlihatkan hasil-hasil pertimbangannya itu. Mereka bisa jadi terlalu lamban merespon segala hal. Maka, hal-hal atau kesempatan-kesempatan baik bisa lewat begitu saja. Orang-orang bertipe tanda tanya nampaknya tidak terburu-buru dalam hampir semua hal. Mereka bisa butuh waktu yang lama untuk melakukan atau menyelesaikan segala hal.
Orang-orang bertipe kepribadian tanda tanya akan salah tingkah bila harus terburu-buru. Hal ini akan membuat mereka frustrasi kalau seseorang menghendaki mereka memutuskan berbagai hal atau menyelesaikan segala hal dengan cepat. Mencoba menyuruh orang yang bertipe tanda tanya untuk melakukan sesuatu dengan cepat atau harus cepat-cepat memutuskan akan mendorong mereka tampil atau bertingkah secara salah dan hal ini bisa menyebabkan mereka bersembunyi di suatu pojok atau tak tersentuh oleh orang-orang lain. Mereka nampaknya introvert dan pasif. Orang yang bertipe tanda tanya hampir selalu memperhatikan hilangnya kesabaran orang-orang lain. Ketika mereka membaca sesuatu atau ketika mereka berinteraksi dengan orang-orang lain, mereka cenderung menjadi frustrasi atau naik darah oleh tidak adanya pemikiran-pemikiran yang merangsang.

Tipe Kepribadian Tanda Seru

Tipe Kepribadian Tanda Seru ( !!!!!!!!!!!!!)
Renungkanlah tentang sikap tegas dan ketidakbijaksanaan Anda sendiri

Seberapa tegaskah Anda ?
Orang-orang yang bertipe tanda seru suka memimpin, memberi perintah-perintah, atau suka mengarahkan. Mereka itu suka memutuskan berbagai hal. Mereka bisa jadi kasar atau jujur secara terus terang.
Orang yang bertipe tanda seru berpikir bahwa orang-orang besar menghendaki segala hal harus selesai dengan beres. Bisa jadi bahwa orang yang bertipe tanda seru menciptakan ungkapan yang kaya muatan, ”beberapa orang mengawasi apa yang terjadi. Beberapa orang mengatakan apa yang terjadi. Beberapa orang menyebabkan hal-hal itu terjadi”. Orang yang bertipe tanda seru berpikir bahwa mereka adalah orang-orang yang suka bertindak. Mereka itu menjadi yang terburuk ketika mereka tak bisa memutuskan dalam sekejap. Orang-orang yang bertipe tanda seru unggul dalam memperhitungkan dengan cepat apa yang harus dilakukan dan kemudian melakukannya. Mereka adalah orang-orang yang memaksa semua hal harus dikerjakan dengan beres. Mereka adalah orang-orang yang menyuruh-nyuruh orang lain melakukan segala hal.
Begitu mereka berinteraksi dengan orang lain, orang-orang yang bertipe tanda seru nampaknya secara otomatis mengatakan kepada orang lain tentang apa yang harus mereka kerjakan atau mencoba membuat orang-orang itu memutuskan atau bertindak. Orang-orang yang demikian bersifat tegas dan kokoh. Orang-orang yang bertipe tanda seru akan terbaik ketika mereka ini sedang bertindak tegas. Bagi mereka bertindak tegas dalam apa pun menjadi begitu mudah. Mudah juga bagi mereka untuk mengakhiri keraguan atau kebimbangan, maka mereka begitu meyakinkan. Mereka tak bisa memahami mengapa beberapa orang tak bisa melakukan banyak hal dengan beres.
Orang-orang yang bertipe tanda seru perlu selalu aktif. Mereka menyukai kegiatan fisik. Mereka sedemikian aktif dan penuh energi. Jika mereka tidak bisa aktif atau melakukan sesuatu, mereka menjadi gila. Orang yang bertipe tanda seru kebanyakan peduli dengan hal-hal yang bisa dikerjakan dengan cepat. Mereka selalu merasa bahwa segala sesuatu perlu diselesaikan selekas mungkin. Orang-orang cenderung memperhatikan betapa cepatnya mereka. Mereka suka kalau orang lain membantu mengebut dalam perjalanannya, senang kalau para awak pit yang tetap membuat para pengemudi mobil balap lari cepat dan selama mungkin. Mereka mendapatkan kekuatan dari orang-orang yang mempunyai keyakinan kuat untuk menyelesaikan pekerjaan.
Orang yang bertipe tanda seru tidak merasa khawatir akan semua hal-hal rinci, dan tidak juga membiarkan rincian-rincian itu sejak awal atau selesainya suatu proyek atau suatu tujuan. mereka percaya bahwa hal-hal itu tidak perlu sempurna, asalkan sesuatu itu selesai dengan beres. Mereka akan merasa seperti seorang pesakitan jika mereka harus berhati-hati sehingga mereka tak bisa bertindak.

Seberapa semberonokah pemikiran Anda ?
Orang-orang yang bertipe kepribadian tanda seru selalu mantap, tetapi mereka tidak selalu tahu kapan harus berhenti. Mereka bermotivasi besar, tetapi mereka bisa menjadi tak sabar pada saat yang tidak tepat. Orang-orang bertipe tanda seru suka terus terang dan suka memerintah, tetapi pada saat-saat tertentu mereka bisa jadi suka memaksa atau tidak peka perasaannya. Mereka dengan mudahnya membuat keputusan-keputusan untuk orang lain dan suka mengarahkan mereka, tetapi mereka mencoba melakukannya bahkan pada saat sebaiknya tak perlu melakukannya. Orang yang bertipe tanda seru bersifat jujur terus terang dan ekspresif terhadap orang-orang lain, tetapi pada saat tertentu mereka bisa tak punya kebijaksanaan maupun kepedulian terhadap perasaan-perasaan orang lain. Maka, seseorang bisa saja mengatakan pada orang-orang seperti ini bahwa mereka itu ternyata suka blak-blakan.
Orang-orang yang bertipe kepribadian tanda seru bisa patah arang jika mereka tidak hati-hati atau mereka bisa menjauhkan diri mereka sendiri dari orang-orang lain dengan mengejar-ngejar tujuan-tujuan mereka sendiri. Mereka begitu ulung, tetapi mereka bisa saja hampir tak punya waktu untuk hal-hal lain yang mungkin memerlukan perhatiannya, termasuk keluarga mereka sendiri. Mereka bisa jadi mengorbankan beberapa kebutuhannya saat ini karena mereka memikirkan fokus pandangan masa depan.
Ketidaktegasan atau kelambanan menyebabkan frustasi orang-orang bertipe kepribadian tanda seru. Mereka tidak suka menunggu-nunggu, maka mereka itu tidak sabar. Mereka tidk menyukai ketika orang-orang bersabar. Ketika seseorang menuruti kemauan sendiri atau memperlambat orang-orang yang bertipe tanda seru mereka akan frustasi. Mereka merasa gelisah ketika segala hal berjalan pelan-pelan. Oleh karena itu, mereka sangat memperhatikan kekurangan-kekurangan orang-orang dalam bertindak.
Ketika orang-orang mengamati bahwa orang-orang bertipe tanda seru selalu mendorong-dorong, tergesa-gesa, dan resah atau buru-buru. Karena mereka itu selalu terburu-buru, mungkin mereka tanpa sengaja atau dengan sengaja memandang rendah atau tak menghargai detil-detil tertentu. Oleh karena itu, seseorang bisa jadi akan menyuruhnya untuk memperhatikan detil-detil.

Jumat, 10 September 2010

Konsep Pelayanan Yang Alkitabiah

PELAYANAN KRISTEN


I. Pengertian Dasar
Kata Pelayanan berasal dari kata syarat (Perjanjian Lama) , sedangkan Perjanjian Baru lebih sering memakai kata latreuĊ, yang lebih menunjuk kepada ibadah keagamaan seluruh umat atau perseorangan, dikhususkan untuk menerangkan pekerjaan keimaman ibadah Yahudi (Lukas 1:23; Ibrani 9:21), dan digunakan juga untuk pelayanan Kristus yg jauh lebih agung (Ibrani 8:6). Sedangkan pelayan berasal dari kata Doulos (yunani), yang artinya hamba / budak buat tuannya.
Berdasarkan pengertian diatas, maka yang dimaksud dengan seorang pelayan adalah seorang hamba bagi tuannya, yang diutus untuk melaksanakan kegiatan keagamaan (hal-hal rohani) seluruh umat / perorangan (pelayanan).


II. Dasar Pelayanan Kristen
Pelayanan adalah respon atas kasih karunia Allah yang telah menyelamatkan manusia di dalam Yesus Kristus, dengan penyerahan diri sebagai hamba Allah yang diwujudkan melalui persembahan hidup yang kudus dan benar, dedikasi diri dalam memikul salib Kristus untuk menjalankan visi dan misi Allah dalam menyelamatkan umat manusia. Respon yang secara otomatis muncul karena kesadaran bahwa kasih Allah itu telah diterima dalam keadaan unconditional. Pembenaran Allah dalam diri kita sebagai orang yang berdosa itu terjadi karena ada penebusan oleh Tuhan Yesus Kristus (Roma 3:24; 5:2; 2 Kor. 6:1; Ef. 1:7; 2:8; 2Tim 1:9).
Pelayanan bukan syarat masuk sorga, karena setiap orang yang sudah ada di dalam Tuhan Yesus Kristus sudah dijamin masuk sorga terlebih dahulu. Karena harga yang begitu mahal, kita dapat masuk ke sorga, yakni dengan darah Kristus, maka pelayanan yang kita lakukan adalah respon atas kasih Allah yang begitu besar. Disamping itu hakekat dari pelayanan itu sendiri adalah :

a. Karya Allah yang telah menyelamatkan manusia dalam Yesus Kristus
Pelayanan selalu dilihat dalam koridor keselamatan manusia, yang telah dikerjakan Allah di dalam Yesus Kristus. Pelayanan tidak mungkin dapat dilepaskan dari konsep keselamatan manusia dalam Yesus Kristus. Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa adalah manusia yang menuju kepada kebinasaan. Tidak ada cara apapun dalam diri manusia, sehingga dia dapat menyelamatkan dirinya dari kebinasaan dan murka Allah. Satu-satunya jalan adalah dari pihak Allah yang menyatakan diri-Nya untuk menyelamatkan umat manusia. Karya keselamatan manusia, sudah dikerjakan oleh Allah melalui Tuhan Yesus Kristus (Yes. 63:7-9; Mat. 1:21; 18:11; Luk. 19:10; Yoh. 3:16,17; Roma 1:16; 1 Tim 1:15)

b. Penyerahan diri sebagai hamba Allah
Pelayanan yang sesungguhnya merupakan pernyataan konkrit dari seseorang yang menyerahkan dirinya sebagai hamba Allah. Karena dia telah mendapatkan kasih karunia dan keselamatan yang sejati, maka satu-satunya jalan yang dapat dilakukan adalah penyerahan diri di hadapan Allah. Hizkia mengingatkan Israel untuk menyerahkan diri kepada Tuhan dan datang ke tempat kudus-Nya (2 Taw. 30:8). Penyerahan diri kepada Allah karena kita telah memperoleh hidup yang baru. Paulus menyebutkan “Serahkanlah dirimu kepada Allah sebai orang-orang yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran”. Roma 6:12,13

c. Persembahan hidup yang kudus dan benar
Penyerahan diri dalam bentuk seluruh hidup kita. Bukan dari apa yang kita punyai, baik itu harta kita, uang kita, waktu kita, pemikiran kita, tenaga kita, dan sebagainya. Tetapi lebih dari pada itu, yakni seluruh hidup kita. Penyerahan diri yang sempurna adalah seluruh hidup kita yang kudus dan benar. Seluruh eksistensi kita secara holistik, yaitu pola pikir kita, latar belakang hidup kita, tujuan dan arah hidup kita, cita-cita dan harapan-harapan yang akan kita capai, semuanya harus kita serahkan kepada Tuhan, yang artinya kita percaya bahwa Tuhan telah mengatur hidup kita dengan sempurna. Dia bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Persembahan yang hidup, yang kudus dan benar, karena Allah adalah Allah yang kudus dan benar. Hidup kudus berarti ada di dalam dunia, tetapi tidak sama dengan dunia. “Larut tidak hanyut atau hanyut tidak larut” (Kel. 19:5,6; Maz. 34:9,10; Yes. 62:10-12; Roma 12:1,2; 1 Kor. 6:18,19; Ef. 5:1-13; 1Pet. 1:13-16.)

d. Dedikasi diri dalam memikul salib Kristus
Pelayanan jika dimengerti sebagai penyerahan diri menjadi hamba Allah, maka didalamnya mencakup dedikasi diri yang tinggi. Dedikasi itu dinyatakan dalam bentuk pelayanan seorang kepada yang lain, sesuai dengan karunia-karunia yang telah diberikan oleh Allah. Orang yang melayani harus melakukan dengan kekuatan yang telah dianugerahkan Allah. Maka dedikasi mencakup seluruh segi kehidupan kita. Apa yang kita lakukan harus dengan satu motivasi, yakni untuk kemuliaan Allah, yaitu selalu berusaha dengan sekuat tenaga, bahwa apa yang kita lakukan dapat diperkenan Allah (1 Pet. 4:10; 5:10; Mat. 16:25; Mark. 8:35; Kis. 20:24)

e. Menjalankan visi dan misi Allah dalam menyelamatkan umat manusia
Pelayanan yang dilakukan harus dalam visi dan misi Allah yang menyelamatkan semua umat manusia. Pelayanan yang dilakukan tidak bisa terlepas dari visi dan misi Allah. Tujuan dan arah pelayanan adalah menuju pemenuhan visi dan misi Allah di dalam menyelamatkan umat manusia dari kebinasaan (Mat. 9:35; 28:19-20; Kis. 1:8; 8:12; 1 Kor. 9:27; Ef. 6:14-20)


III. Dasar Panggilan Pelayan Kristen
Panggilan mengandung hubungan antara dua pihak (yang memanggil dan dipanggil). Dalam batas pemahaman Alkitab, hanya ada satu pihak yang memanggil, bukan gereja, majelis, umat Allah/jemaat, orang yang dihormati; tetapi yang memanggil itu hanyalah Allah. Ia memilih orang-orang-Nya langsung untuk menjalankan segala rencana-rencana-Nya. Panggilan Tuhan ini merupakan ajakan yang memikat (Matius 4:19-20). Panggilan tidak tertuju kepada satu golongan masyarakat saja, tetapi kepada setiap orang. Menerima panggilan berarti masuk ke dalam kancah perjuangan (Yoh 17:18). Ditengah segala keterbatasan kita sebagai manusia, Allah mengikutsertakan kita dalam karya kasih-Nya di tengah dunia. Untuk memelihara ciptaan, memberi berkat bagi dunia, mengasihi dan memenuhi kebutuhan mahluk ciptaan-Nya, Allah memanggil kita menjadi mitra kerja-Nya. Sungguh suatu anugerah yang luar biasa karena kita diberi kesempatan menjadi perpanjangan tangan Tuhan di tengah dunia ini. Di tengah segala kekurangan dan keterbatasan kita, Allah berjanji akan menyertai dan menolong kita.
Namun seiring dengan panggilan itu, muncul pula hambatan-hambatan yang dapat menghalangi kita memenuhi tugas panggilan Tuhan. Hambatan itu bisa muncul dari diri sendiri (minder dengan kekurangan-kekurangan yang dimiliki, keengganan untuk mempersembahkan waktu-tenaga-harta dalam melakukan tugas, keegoisan yang hanya ingin menikmati sendiri berkat-berkat yang Tuhan berikan) maupun dari pihak luar (penentangan, ancaman, ketidaksukaan pihak lain). Tidak sedikit yang kemudian undur dari tugas panggilannya, berhenti bahkan menghilang entah ke mana.
Amanat panggilan Tuhan mengandung rencana keselamatan umat. Tuhan berkenan menggunakan Musa sebagai alat atau rekan sekerja-Nya (Kel 3: 15-4:17), menjalankan tugas panggilan itu selangkah demi selangkah. Orang yang dipanggil Allah tidak dibiarkan bekerja sendiri. Allah akan memperlengkapi orang yang dipanggil untuk menunaikan tugas panggilan itu, dan Tuhan pasti menyertai mereka senantiasa (Keluaran 3: 12; 4: 12; Matius 28:20b, Markus 16:17-20).
Menerima panggilan Tuhan itu merupakan ibadah (Ibrani 12:18-29). Ibadah meruakan tempat kita berjumpa dengan-Nya yang telah membuang segala hambatan yang selama ini menghalangi kita bersekutu dengan-Nya, sekaligus sarana kita mengabdi dan melayani Tuhan dan sesama. Menerima panggilan Tuhan bukan berarti kita merasa sanggup melakukan segalanya dengan kekuatan sendiri, melainkan meyakini bahwa Tuhan menyertai, menolong dan memberi kekuatan kepada kita untuk memenuhi tugas panggilan itu dengan setia

IV. Jabatan Dalam Pelayanan
Jabatan gereja ada dikarenakan gereja ada. Gereja ada karena Tuhan ada sebagai Kepala Gereja. Jabatan senantiasa dikaitkan dengan panggilan dan bukan dengan kelembagaan gereja. Tuhan yang kita percayai adalah Tuhan yang mengingini keteraturan, juga dalam hal-hal yang sangat rohaniah sekalipun. “Segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur” (I Kor 14:40). Gereja bukan suatu benda mati tetapi suatu kesatuan yang organis-dinamis, digerakkan oleh Tuhan yang hidup, dan organis-dinamis itu merupakan tubuh Kristus (I Kor 12:27).
Keanekaragaman jabatan disebabkan karena panggilan itu mencakup berbagai bidang kehidupan, yang perlu ditangani secara khusus. Dalam sebuah jabatan gereja, kesadaran akan keterbatasan kemampuan sangatlah penting. Tidak ada jabatan yang dapat dijalankan seorang diri tanpa bantuan orang lain. Musa sendiri pun yang diberikan kepercayaan penuh oleh Tuhan, tetap membutuhkan bantuan (Keluaran 4: 14-16).
Jabatan rohani pada hakekatnya dimengerti sebagai pelayanan dan bukan sebagai kedudukan yang lebih tinggi. Yang memegang jabatan adalah hamba bukan tuan, tetapi si pemberi jabatan itu adalah tuan, serta mengatur berjalannya suatu jabatan itu. Otoritas jabatan tidaklah tergantung dari keberadaannya melainkan dari isi pemberitaannya. Yang memegang jabatan bukanlah seseorang yang luar biasa, melainkan ia menyampaikan sesuatu yang luar biasa. Jabatan haruslah dilihat terutama di dalam pengertian suatu fungsi bukan suatu posisi. Seseorang yang memegang suatu jabatan dalam gereja haruslah :
 Mengobarkan suatu Kharisma yang khusus (2 Tim 1: 6)
 Posisinya setara dengan jemaat yang lain, namun demikian ia haruslah menyapa jemaat yang lain secara profetis.
 Ditugaskan oleh Allah tritunggal (Kis 20 : 28; Ef 4:11)
 Dipekerjakan oleh jemaat (Kis 6: 3-6; 2 Kor 8:19)

Roma 12 dan 1 Korintus 12 bisa mengandung arti, bahwa gereja sebagai persekutuan yg dipenuhi oleh Roh Kudus, mencetak petugas-petugas pelayanannya sendiri; tapi Efesus 4: 11 berkata bahwa pelayanan itu diberikan oleh Kristus kepada gereja. Hal itu bisa diartikan bahwa karena Kristus adalah sumber dari semua kekuasaan dan teladan dari segala jenis pelayanan, maka gereja seutuhnya ialah penerima tugas ilahi dari Kristus. Sehubungan dengan itu, maka setiap gereja sebaiknya membagi jenis/kategori pelayanannya serta memilih orang-orang (pelayan) pada masing-masing bidang.
Tujuan utama pelayanan ini ialah membangun tubuh Kristus (Efesus 4:12). Kristus meninggikan tiap tahapan dan bentuk pelayanan menuju tingkat yg lebih tinggi . Jadi pelayanan menjadi salah satu tujuan utama dari semua kegiatan Kristen; dan istilah ini dikenakan kepada semua bentuk pelayanan di dalam gereja. Semua pelayanan gereja adalah pembinaan warga gereja agar mampu melaksanakan tugas panggilan Tuhan. Pembinaan bagi pemuda merupakan usaha untuk mendewasakan warga gereja (permata), agar melalui proses belajar dan mengalami perubahan diri yang terus menerus, permata mau dan mampu bersaksi, bersekutu dan melayani di tengah-tengah gereja dan masyarakat. Melalui pembinaan yang terencana dan terus menerus, para pelayan Tuhan dapat menjadi panutan dan dapat :

1. Berperan aktif menyatakan kesaksiannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara melalui talenta dan profesi masing-masing dalam kehidupan sehari-hari. (Bidang Kesaksian).
2. Berperan aktif dalam kehidupan berjemaat (Bidang Persekutuan).
3. Berperan aktif dalam pelayanan kasih (Diakonia) dalam kehidupan berjemaat dan bermasyarakat.

Kenyataan yang nampak dalam jemaat bahwa warga gereja belum semua mampu berperan aktif dalam pelayanan ditengah-tengah gereja, masyarakat dan negara. Pembinaan yang terarah dan terencana belum menjangkau anggota jemaat secara merata.

V. Komitmen Dalam Pelayanan Kristen
Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah (Kolose 3:23-24).

Ayat tersebut sedang mengajarkan agar dalam segala aspek kehidupan, hendaknya setiap orang percaya melakukannya dengan motivasi yang tulus, benar dan segenap hatinya, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia Mengapa? Karena Tuhan ternyata memberikan reward atau penghargaan atau upah kepada setiap anak-anak-Nya. Apapun juga yang dilakukan seseorang untuk mempermuliakan Tuhan, maka sesungguhnya jerih payah tersebut tidak sia-sia. Kembali lagi Alkitab menegaskan
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia (1 Korintus 15:58).

Komitmen adalah janji setia, tekad atau ketetapan yang kuat untuk melakukan sesuatu yang disertai dengan tanggung-jawab. Artinya, komitmen akan membuat suatu janji dapat dipercaya karena adanya rasa tanggung jawab dan tekad untuk melakukannya. Dalam arti luas, komitmen menunjuk pada adanya tekad untuk setia pada sesuatu (organisasi, perusahaan, gereja dsb) atau seseorang (perkawinan). Sebagai contoh, seorang suami yang berkomitmen terhadap perkawinannya pasti tidak akan pernah berselingkuh meskipun mungkin istrinya telah menjadi tua, gemuk, sakit-sakitan dsb. Komitmen akan bertahan selamanya, sebab komitmen tidak dipengaruhi oleh perasaan, suasana hati dan sebagainya.
Dasar dari setiap komitmen yg kita lakukan adalah karena cinta Tuhan yang telah mengasihi kita (Yohanes 3:16). Cinta itu akan membuat kita mengasihi Dia diatas segalanya dan mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri (Matius 22:37-40). Dengan dasar itulah, maka setiap orang seharusnya memberi diri untuk melayani Tuhan, dan bukan diatas dasar yang lain. Beberapa tips menumbuhkan Komitmen:
 Cinta
Cinta melahirkan komitmen. Cintai Tuhan, cintai gereja atau organisasi pelayanan dimana kita terhisab dan jadikan sebagai rumah kita. Maka cinta itu akan melahirkan komitmen untuk mencintai panggilan Tuhan dan pelayanan yang dipercayakan-Nya serta melakukan pelayanan dengan segenap hati (bukan lagi sekedar rutinitas atau pekerjaan pelayanan).

 Tanggung Jawab
Rasa tanggung jawab merupakan ciri kedewasaan. Orang yang bertanggung jawab dengan pelayanan, memiliki beberapa ciri-ciri seperti berikut :
- Tidak menganggap bahwa pelayanan itu beban atau hanya sebatas iseng saja dan mencari popularitas
- Berusaha datang tepat waktu (tidak mau datang terlambat)
- Akan melakukan latihan/persiapan/doa sebelum melayani Tuhan
- Akan memberi pelayanan yang terbaik kepada Tuhan melalui talenta yang Tuhan berikan
- Menjalin kerja-sama dengan baik (sehati, sepikir dan sepenanggungan)
- Ada kepedulian dengan sesama rekan sepelayanan, baik kepedulian akan program pelayanan maupun kehidupan pribadi
- Selalu melakukan evaluasi diri, mencari kelemahan dan kekurangan dalam pelayanannya, dan berusaha memperbaiki kualitas hidup dan pelayanannya sehingga mengalami pertumbuhan kualitas pelayanan yang tentunya terlihat dari komentar atau reaksi dari sesama pelayan Tuhan maupun jemaat yang dilayani.


VI. Haruskah Orang Kristen Melayani
Tidak ada alasan untuk orang Kristen yang tidak melayani, mengapa?

1. Hidupku bukannya aku lagi tetapi Kristus yang hidup dalamku
(Gal. 2:19,20)
Suatu kesadaran diri yang benar dimiliki oleh Paulus, sehingga dia berkata: “Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku”. Suatu alasan yang konkrit berdasarkan fakta dan realita, bahwa hidup anak-anak Tuhan yang dijalani sekarang, sebenarnya bukan hidupnya sendiri, melainkan Kristus yang hidup di dalamnya. Hidup manusia dalam dosa adalah hidup yang ada dalam kebinasaan dan menuju kepada hukuman kekal, tetapi karena kasih Allah yang besar, sehingga Dia telah menyelamatkan umat manusia. Penyelamatan manusia itu kerena ada penebusan di dalam Tuhan Yesus. Orang yang hidupnya telah ditebus, maka hidupnya itu bukan miliknya sendiri, melainkan sudah menjadi milik tebusannya.
2. Aku berhutang kepada kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus
(Roma 1:14,15)
Karena hidup itu bukan miliknya sendiri, melainkan Kristus yang hidup di dalamnya, dan itu bisa terjadi karena pengorbanan nyawa Tuhan Yesus di atas kayu salib. Petrus berkata: “Sebab kamu tahu bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat ” (1Pet. 1:18,19). Ini merupakan hutang yang tidak akan pernah terbayarkan dan tidak mungkin dapat dibayar. Darah yang mahal, bukan saja karena pengorbanan nyawa Tuhan Yesus, tetapi lebih dari pada itu, yakni darah yang tidak bernoda dan bercacat. Darah yang kudus, yang tidak bersalah dan tidak berdosa. Oleh karena itu kita bisa menghayati dengan sungguh-sungguh ketika Paulus berkata: “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” 1 Kor. 9:16. Pelayanan merupakan bayar hutang yang tidak penah terbayarkan, karena kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus terlalu mahal untuk dibayar!

3. Merupakan panggilan mutlak dari Allah (Ef.4:1; 2 Tes. 1:11-12; 2 Tim. 1:9)
Pelayanan yang karena hidup ini bukan miliknya sendiri, maka pelayanan yang sejati adalah panggilan mutlak dari Allah. Allah selalu memulai segala sesuatunya dengan “Panggilan-Nya yang kudus”. Panggilan Allah adalah panggilan yang karena inisiatif diri-Nya, yang mengasihi manusia. Manusia tidak akan mampu memberikan respon kepada Allah, tanpa Allah terlebih dahulu memanggil manusia. Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa adalah manusia yang mempunyai kecenderungan terus lari menjauh dari pada Allah. (Kej. 3:8). Dosa tidak mungkin membawa manusia semakin dekat kepada Allah. Dosa itu telah memisahkan antara Allah dan manusia. Maka satu-satunya jalan, di mana manusia dapat kembali kepada Allah, yaitu dengan cara Allah memanggil manusia untuk datang kepada-Nya. “Tetapi Allah memanggil manusia itu…” (Kej.3:9). Keselamatan manusia, juga merupakan panggilan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus. Demikian pula dengan pelayanan; orang yang telah dipanggil Allah dalam rangka keselamatan hidupnya, dan setelah menerima anugerah keselamatan itu, maka Allah juga memanggil dia untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang melayani Dia. Sebagai “hamba”, karena kita tidak pernah layak dihadapan Allah, kalau Allah yang bukan melayakkan kita. Paulus berkata: “Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” (Fil. 3:12-14)

4. Kita anak-anak Allah yang dipanggil untuk menjadi garam dan terang dunia (Mat. 5 : 13-16.)
Karya keselamatan dari Allah, bukan saja memberikan jaminan atas keselamatan yang telah dikerjakan-Nya, melainkan juga mengubah status kita yang binasa ini menjadi anak-anak Allah. Kita diadopsi atau diangkat menjadi anak-anak Allah. Yohanes berkata: “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.” Yoh. 1:12. Status ini sangat penting bagi kita, karena dengan diberina status sebagai anak-anak Allah, maka itu pula menyatakan bahwa kita adalah orang-orang kudus (1. Kor. 1:2). Karena orang-orang kudus yang telah menjadi milik Allah yang kudus, kita juga dipanggil untuk hidup yang sesuai dengan status kita sebagai anak-anak Allah. Panggilan hidup, yang merupakan panggilan pelayanan yakni untuk menjadi garam dan terang dunia. Pelayanan senantiasa mengacu untuk menjadikan diri kita sebagai garam dan terang dunia. Garam yang menggarami dunia dan terang yang menerangi dunia, bukan sebaliknya, bahwa hidup kita digarami dan diterangi oleh dunia yang gelap ini.
Dasar-dasar itulah yang menjadikan orang-orang Kristen melayani Tuhan. Justru kita tidak bisa membuat alasan, mengapa kita tidak melayani Tuhan! Kecuali hanya satu alasan yaitu kita belum anak-anak Allah!
VII. Ruang Lingkup Pelayanan
Pelayanan selalu mempunyai ruang lingkup, karena kita tidak mungkin dapat mengerjakan segala sesuatu menurut kemampuan kita. Kita adalah orang-orang yang terbatas, baik dalam kemampuan, pemikiran, tenaga atau kekuatan kita. Tuhan tidak menjadikan kita orang-orang superman tetapi orang-orang yang terbatas. Oleh karena itu kita membutuhkan orang lain untuk bekerja sama dalam satu team work yang baik. Secara umum ruang lingkup pelayanan dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu :

1. Lingkup Luas
Pengertian lingkup luas, adalah seluruh keberadaan kita, hidup kita, seperti yang dikatakan Paulus dalam Roma 12:1-2
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Lingkup pelayanan secara luas adalah kesaksian hidup kita di dunia ini. Apa yang akan dikatakan oleh masyarakat tentang diri kita sebagai anak-anak Tuhan? Apakah kita bisa jadi panutan atau teladan bagi mereka, sehingga tidak sama dengan dunia ini, benar benar menjadi kenyataan dalam kehidupan kita. Apa yang beda? Yaitu “Pembaharuan budi”, karakter, sifat, tingkah laku, sopan santun dan keputusan-keputusan etis kita, yang tidak sama dengan dunia ini.

2. Lingkup Terbatas
Pengertian lingkup terbatas adalah seluruh keberadaan kita di mana kita berada untuk mengerjakan pelayanan yang sesuai dengan bakat, talenta atau karunia-karunia yang diberikan Tuhan sebagai alat untuk melayani Dia. Banyak sekali karunia-karunia rohani (Roma 12:9-21; 1 Kor. 12:1-13:13; Gal. 5:16-26) dan semua karunia-karunia itu sebagai sarana untuk melayani Tuhan. Bakat talenta atau karunia bukan menjadi sasaran dalam pelayanan, kalau menjadi sasaran dalam pelayanan akan mengakibatkan pelayanan yang rusak, karena dengan kelebihan-kelebihan yang ada dalam diri seseorang dapat menjadikan orang itu tinggi hati, sombong rohani atau merasa dibutuhkan dan sebagainya. Bakat, talenta atau karunia hanya sebagai alat untuk mencapai sasaran dan tujuan pelayanan yang benar. Selain bakat, talenta atau karunia-karunia rohani, pelayanan dalam lingkup terbatas juga termasuk Tuhan menempatkan kita berada di mana dan dalam situasi dan kondisi apa, kita dapat mengerjakan pelayanan-Nya. Pelayanan lingkup terbatas mencakup :

 Usia; menentukan kita ada di mana (anak-anak, remaja, pemuda, dewasa, lanjut usia)
 Masa studi; menentukan peran apa yang dapat dilakukan (pelayanan siswa, mahasiswa, karyawan sekolah/kampus, guru/dosen, alumni)
 Lingkungan; menentukan wilayah pelayanan (gereja, sekolah, kampus, yayasan sosial, LSM, para church, dan sebagainya)
 Masa kerja; menentukan wilayah jangkauan masyarakat (usahawan, wira swasta, bussinesman)


VIII. Tujuan dan Sasaran Pelayanan
Pelayanan harus mempunyai tujuan dan sasaran, jika tidak maka tidak tahu apa yang akan dicapai dalam pelayanan tersebut. Bahkan pelayanan yang tanpa tujuan dan sasaran akan membuang-buang waktu, tenaga, pemikiran dan biaya. Tujuan dan sasaran sangat penting dalam pelayanan karena itu yang menentukan arah ke mana pelayanan itu dikerjakan. Paulus sangat menghayati kinerja Allah, bahwa Allah yang bekerja adalah Allah yang mempunyai tujuan dan sasaran yang jelas. Paulus mengungkapkan dengan perumpamaan: “Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?” (Roma 9:21). Maka Paulus sangat menekankan bahwa tujuan dan sasaran dalam pelayanan itu sangat penting. Dia berkata: “Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.” (1. Kor. 9:26). Karena begitu pentingnya tujuan dan sasaran dalam pelayanan, dapat mengakibatkan kesalah-pahaman atau konflik dalam pelayanan. Maka di dalam menentukan tujuan dan arah pelayanan harus ada syarat yang mutlak diupayakan, yakni sehati, sepikir dalam sati kasih dan satu jiwa. (Fil. 2:2). Apa yang dimaksud dengan tujuan dan sasaran dalam pelayanan? Tujuan adalah rencana mencapai dan mewujudkan apa yang diharapkan dan disepakati bersama. Dengan demikian tujuan mencakup tiga aspek :

 Pertama, aspek kognitif - segi pengetahuan
 Kedua, aspek afektif - segi sikap hati
 Ketiga, aspek psikomotoris - segi ketrampilan atau kelakuan

Ketiga aspek tersebut harus direncanakan untuk dapat dipenuhi dengan baik, jika tidak maka tujuan dalam pelayanan belum mencapai kesempurnaan yang utuh dalam memenuhi tujuan yang akan dicapai.
Sasaran adalah rencana mencapai dan mewujudkan apa yang diharapkan dan disepakati bersama dalam bentuk prosentase yang lebih konkrit dari ketiga aspek dalam mencapai tujuan pelayanan. Sasaran ini yang akan menjadi acuan dalam mengevaluasi apakah tujuan pelayanan itu tercapai atau tidak. Misalnya, jumlah anggota persekutuan ada 100 orang. Setelah tujuan ditetapkan maka sasaran dibuat sebagai berikut :

 Untuk segi kognitif diharapkan dapat mencapai 75%
 Untuk segi afektif diharapkan dapat mencapai 50%
 Untuk segi psikomotoris diharapkan dapat mencapai 25%

Prosentase yang lebih tinggi berarti lebih mudah diterima, sedangkan dengan prosentase yang lebih rendah menandakan lebih sulit untuk dilakukan atau diterapkan dalam bentuk konkrit. Acuan untuk menetapkan evaluasi yaitu dari jumlah 100 orang.

IX. Wawasan dan Tantangan Pelayanan
Setiap pelayanan yang akan dikerjakan pasti tidak pernah terlepas dari relasi sosial masyarakat. Kita ada dan berada di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang begitu kompleks dengan permasalahan-permasalahan sosial. Oleh karena itu setiap pelayanan yang dilakukan harus melihat wawasan dan tantangan yang dapat muncul dalam kehidupan bermasyarakat. Wawasan pelayanan paling tidak mencakup dua hal, yaitu :
1. Wawasan yang berorientasi ke dalam
Wawasan yang berorientasi ke dalam lebih bersifat pada penataan diri, yaitu membina kerja sama yang sehati dan sepikir, agar dapat menciptakan satu tujuan yang akan dicapai bersama. Oleh karena itu pemahaman tentang motivasi pelayanan harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya; peningkatan dan pengembangan talenta, karunia dan bakat-bakat perlu mendapat latihan yang baik; pemahaman organisasi dan manajemen pelayanan perlu ditata dengan rapi dan dijalankan dengan kedisiplinan yang tinggi; kebersamaan dalam keguyuban dan kekom-pakan pelayanan terus dibina, sehingga regenerasi kepemimpinan dapat terus berkesinambungan; perlu ada latihan kepemimpinan yang terampil untuk bekerja dengan baik; mengembangkan team work yang baik, sehingga pelayanan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Semua ini wawasan yang memperlengkapi diri untuk dapat melayani dengan baik dan benar.
Wawasan ke dalam yang perlu dikembangkan, selain memperlengkapi diri untuk dapat melayani dengan baik, yaitu terus menerus mengembangkan pelayanan yang mencakup segi kwalitas dan kwantitas. Kedua hal ini harus seimbang; di mana kwalitas semakin baik, maka seharusnya akan diikuti dengan pertumbuhan kwantitas. Oleh karena itu wawasan yang perlu dikembangkan adalah mempunyai kerinduan untuk terus berkembang dengan lebih baik lagi. Program-program pelayanan bukan saja bersifat rutin sekalipun ada dalam kerutinan, tetapi mampu mengembangkan kerutinan itu menjadi sesuatu yang selalu baru dan bertumbuh. Di sini dibutuhkan kreativitas pelayanan yang memenuhi kebutuhan jemaat. Dengan demikian ada hal-hal yang perlu dipikirkan, yaitu :
 Latar belakang dan sejarah gereja/pelayanan yang dikerjakan
 Kebutuhan anggota jemaat yang terlibat dalam pelayanan.
 Kebutuhan anggota jemaat yang dilayani
 Memelihara identitas diri dan ciri-ciri “khusus” yang telah bertumbuh dalam kehidupan jemaat yang dapat menjadi sarana pertumbuhan yang sehat.
 Melihat dengan positif perkembangan-perkembangan yang muncul dalam kehidupan bergereja, baik dalam pelayanan maupun dalam perlengkapan-perlengkapan penunjang pelayanan yang mengikuti perkembangan teknologi, komunikasi dan informasi.
 Memelihara pertumbuhan jemaat dengan baik dari anak-anak, remaja, pemuda, dewasa dan lanjut usia, sebagai sarana pertumbuhan gereja dengan sehat.
 Mengembangkan pelayanan yang terus memberitakan Injil Kerajaan Allah, sehingga menjadi gereja yang dinamis.

2. Wawasan yang berorientasi ke luar
Wawasan yang berorientasi ke luar lebih bersifat pada relasi keluar dan kesaksian hidup yang baik di tengah-tengah lingkungan dan masyarakat di mana kita berada. Wawasan ini mencakup :
 Relasi hubungan dengan masyarakat di sekitar kita berada, dengan menjalin komunikasi yang baik dan akrab
 Peka terhadap perkembangan sosial masyarakat yang ada di sekitar kita
 Melakukan kerja sama pelayanan yang menunjang kebutuhan masyarakat disekitar kita, baik dalam bentuk pelayanan sosial, seperti pasar murah, kesehatan poliklinik, bea siswa, pembinaan-pembinaan masyarakat tentang narkoba, kenakalan remaja, mengentas anak jalanan, dan sebagainya.

X. Relasi Kehidupan Rohani dan Pelayanan
Pelayanan yang kita kerjakan adalah dalam ruang lingkup pelayanan rohani. Oleh karena itu syarat yang utama dan mutlak memang harus mempunyai kehidupan rohani yang baik. Kehidupan rohani akan mempengaruhi seluruh pelayanan yang dikerjakan. Karena kehidupan rohani dapat mencakup masalah-masalah seperti :
 Motivasi,
 Dedikasi - Pengabdian Diri
 Pengorbanan Diri
 Harga Diri
 Pernyataan dan pengaplikasian kasih secara konkrit

Kehidupan rohani yang baik akan mempengaruhi seluruh kinerja pelayanan dengan penuh semangat bahkan dapat meredam dan menemukan jalan keluar yang baik terhadap masalah-masalah :
 Konflik yang muncul dan yang bisa berkepanjangan
 Kesalah-pahaman terhadap konsep-konsep atau hal-hal yang praktis
 Menemukan jalan keluar yang indah dan penuh dengan kasih
 Mampu melihat bahwa pelayanan ini adalah pelayanan Tuhan dan bukan sekedar memuaskan diri sendiri, ego sendiri atau kepentingan-kepentingan diri sendiri.

Karena relasi kehidupan rohani begitu penting, maka dalam pelayanan yang baik pasti memiliki kriteria-kriteria bagi seseorang untuk dapat terlibat dalam pelayanan. Misalnya Paulus memberikan kriteria untuk jabatan seorang penatua dan diaken dalam memerintah gereja. (1 Tim. 3:1-13; Tit. 1:5-16). Kriteria-kriteria itu dipakai menjadi suatu acuan diri yang menuju pada pertumbuhan rohani yang semakin dewasa. Sekalipun selalu disadari bahwa tidak ada seorang pun yang sempurna dan memenuhi semua kriteria itu dengan baik, tetapi bukan berarti meninggalkan kriteria itu. Melakukan dengan sekuat tenaga, pikiran dan hati kita, yang memohon pertolongan dan kekuatan dari pada Roh Kudus, sehingga mampu memenuhi kriteria itu, bahkan dalam panggilan pelayanan kita dapat mengeluarkan buah-buah Roh Kudus yang menjadi berkat dalam pelayanan.

Akhir kata
Layanilah Tuhan Dengan Masuk Ke Dalam Kebun Anggurnya
Sesuai Dengan Talenta Dan Karunia Yang Telah
Diberikan Kepada Kita Masing-Masing
(Matius 20:1-16)